Mengenal jenis dan sifat
Ada banyak jenis media tanam yang bisa
dibeli. Tiap jenis memiliki bentuk, ukuran dan sifat yang berlainan. Media
tanam berbentuk serpihan mampu menyimpan air lebih lama dan dalam jumlah
banyak. Contohnya humus bambu. Sebaliknya, media tanam berbentuk silindris dan
bulat bersifat mudah melepas air, semisal akar pakis dan coco fiber . Sedangkan
media tanam berbentuk bulat diantaranya adalah pasir malang dan tanah. Ukuran
butiran juga menentukan kemampuan benda tersebut menyimpan air. Semakin kecil
diameternya, kian besar kemampuannya menyimpan air.
Sesuaikan dengan jenis tanaman
Tiap jenis tanaman butuh jenis media
tanam berlainan. Tanaman penghuni daerah kering seperti Kaktus , Adenium ,
Euphorbia , dan Pachipodium sebaiknya ditanam menggunakan media tanam yang
bersifat porus dan mudah membuang air. Tanaman seperti itu dicirikan oleh
jumlah daun sedikit dan berukuran kecil. Sebaliknya, jenis tanaman penyuka
kondisi lembap harus ditanam menggunakan media tanam yang mampu menyimpan air
secara baik. Flora ini dicirikan oleh ukuran daunnya yang lebar. Semisal
Aglaonema , Philodendron , dan Anthurium .
Sesuaikan dengan jenis tanaman
Tiap jenis tanaman butuh jenis media
tanam berlainan. Tanaman penghuni daerah kering seperti Kaktus , Adenium ,
Euphorbia , dan Pachipodium sebaiknya ditanam menggunakan media tanam yang
bersifat porus dan mudah membuang air. Tanaman seperti itu dicirikan oleh
jumlah daun sedikit dan berukuran kecil. Sebaliknya, jenis tanaman penyuka
kondisi lembap harus ditanam menggunakan media tanam yang mampu menyimpan air
secara baik. Flora ini dicirikan oleh ukuran daunnya yang lebar. Semisal
Aglaonema , Philodendron , dan Anthurium .
Perhatikan kondisi lingkungan
Perhatikan kondisi lingkungan
Pemilihan media tanam juga harus
disesuaikan dengan keadaan lingkungan. Bila cuaca di tempat Anda berhawa panas
dan kering, disarankan memilih jenis media tanam yang memiliki kemampuan
menyimpan air yang kuat. Sebaliknya, bila kondisi cuaca tempat tinggal sering
berkabut dan lembap, disarankan agar memilih media tanam yang porus. Media
tanam seperti ini mudah mengaliirkan air. Sehingga membuat sistem perakaran
tidak terlalu lembap dan menjadi busuk.
Kenali pertumbuhan tanaman
Umumnya, tanaman muda yang masih dalam
persemaian belum butuh pasokan hara dari luar karena masih memiliki cadangan
makanan. Pada saat itu, Anda cukup menggunakan pasir malang, akar pakis atau
coco peat sebagai media tanam. Media tanam dengan campuran pupuk yang kaya zat
hara baru disuguhkan setelah daun lembaga telah gugur. Atau setelah daun asli
yang pertama telah tumbuh.
Indoor vs outdoor
Tanaman yang ditaruh di luar ruangan
butuh pasokan air lebih banyak dari pada tanaman yang ditaruh di dalam ruangan.
Sebab, tanaman di luar ruangan melangsungkan proses fotosintasa lebih cepat
dibandingkan dengan tanaman yang berada di dalam ruangan. Selain itu, tiupan
angin dan intensitas matahari di luar ruangan membuat laju penguapan lebih
cepat dibandingkan dengan di dalam ruangan. Dengan demikian, tanaman yang
ditaruh di luar ruangan sebaiknya di tanam memakai media tanam yang mampu
menyimpan air dalam jumlah banyak dan dalam waktu lama.
Sesuai dengan jenis pot
Pot berbahan plastik memiliki pori-pori
lebih sedikit dibandingkan dengan pot gerabah. Sehingga pot plastik mampu
menahan kelembapan media tanam lebih baik dibandingkan dengan pot gerabah.
Namun, jumlah pori-pori sedikit itu membuat aerasi di dalam pot plastik tidak
sebaik aerasi dalam pot gerabah. Bila Anda memilih pot plastik, disarankan agar
media tanam yang digunakan adalah jenis yang mudah mengalirkan air dan porus.
Sementara media tanam untuk pot gerabah dipilih yang memiliki kemampuan
menyimpan air dalam waktu lama.
Pertimbangkan potensi penyakit
Pertimbangkan potensi penyakit
Media tanam yang telah dicampur dengan
pupuk kandang atau mengandung hara biasanya lebih mudah mengundang bibit
penyakit. Campuran media tanam dengan pupuk kandang paling rawan mengundang
bibit penyakit penyebab busuk akar. Media tanam tersebut cocok digunakan untuk
menanam jenis tanaman yang menyukai kondisi kering. Misal Adenium , Pachipodium
, dan Euphorbia .
Usia pakai
Jangan lupa pertimbangkan pula usia
pakainya. Media tanam bertekstur lunak dan mengandung hara biasanya lebih mudah
melapuk dan terurai. Sedangkan media tanam bertekstur keras umumnya bersifat
awet. Contoh media tanam berusia pendek adalah humus bambu, humus kaliandra dan
coco peat. Sedangkan media tanam berusia panjang diantaranya akar pakis dan
sekam padi. Bila Anda menggunakan media tanam berumur pendek, Anda harus lebih
rajin melakukan repotting dibandingkan dengan memakai media tanam berumur
panjang.
Sintetis atau alami
Sintetis atau alami
Anda juga bisa memilih media sintetis.
Media tanam seperti ini bersifat lebih bersih dan bebas kuman dibandingkan
dengan media tanam alami. Contoh media sintetis yang banyak diperjualbelikan
adalah media gel. Benda ini banyak diterapkan dalam sistem hidroponik Harga
media tanam sintetik tentu lebih mahal bila dibanding dengan media tanam alami.
Anda juga harus rajin menambahkan larutan hara dengan dosis tepat menuju media
tanam ini.
Artikel Terkait
Biologi
- Korelasi antara DNA dan RNA
- Cara Sederhana Membuat TEMPE
- “Budidaya dan Penanganan Pasca Panen Cengkih”
- Ekosistem Padang Rumput
- Pengertian dan Macam macam Limbah atau Sampah
- Ruang Lingkup Biologi
- Teknis Budidaya Jagung dalam Usaha Budidaya Jagung
- BIOTEKNOLOGI
- Kingdom Monera
- Kingdom Protista
- Kingdom Fungi
- PERAN PENTING NUTRISI PADA MEDIA PENANAMAN JAGUNG
- PENGARUH CAHAYA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN KACANG HIJAU