OLEH : MAHMUD ISNAINI
NIM. 16410075
MAHASISWA PSIKOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
BAB I
PENAHULUAN
A. Latar
Belakang
Dalam indikator ekonomi makro ada tiga
hal terutama yang menjadi pokok permasalahan ekonomi makro. Pertama adalah
masalah pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi dapat dikategorikan baik jika
angka pertumbuhan positif dan bukannya negatif. Kedua adalah masalah inflasi.
Inflasi adalah indikator pergerakan harga-harga barang dan jasa secara umum,
yang secara bersamaan juga berkaitan dengan kemampuan daya beli. Inflasi
mencerminkan stabilitas harga, semakin rendah nilai suatu inflasi berarti
semakin besar adanya kecenderungan ke arah stabilitas harga. Namun masalah
inflasi tidak hanya berkaitan dengan melonjaknya harga suatu barang dan jasa.
Inflasi juga sangat berkaitan dengan purchasing power atau daya beli dari
masyaraka. Sedangkan daya beli masyarakat sangat bergantung kepada upah riil.
Inflasi sebenarnya tidak terlalu bermasalah jika kenaikan harga dibarengi
dengan kenaikan upah riil. Masalah ketiga adalah pengangguran. Memang masalah
pengangguran telah menjadi momok yang begitu menakutkan khususnya di
negara-negara berkembang seperti di Indonesia.
Dewasa ini, sudah tidak asing lagi
ketika kita membicarakan masalah pengangguran yang ada di Indonesia. Menyikapi
hal tersebut, saya tertarik untuk lebih menjelaskan tentang masalah
pengangguran yang semakin bertambah kapasitasnya. Karena pengangguran merupakan
masalah negara saat ini yang sejak turun temurun belum teratasi. Pengangguran
dan setengah pengangguran yang tinggi berdampak langsung maupun tidak langsung
terhadap kemiskinan, kriminalitas dan masalah-masalah sosial politik yang juga
semakin meningkat.
Penulisan makalah ini selain bertujuan
untuk memenuhi nilai UTS mata kuliah sosiologi, juga untuk memberikan
penjelasan yang lebih dalam mngenai faktor, dampak, dan solusi pengangguran
yang menjadi masalah sosial bangsa ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi para
pembaca dan dosen pembimbing.
B. Perumusan
Masalah
1. Apa
yang dimaksud dengan pengangguran dan faktor-faktor apa saja yang menimbulkan
terjadinya atau meningkatnya kapasitas pengangguran di Indonesia ?
2. sebutkan
dan jelaskan jenis-jenis dan macam-macam pengangguran serta penyebabnya ?
3. Dampak
apa saja yang di timbulkan oleh adanya pengangguran dan jelaskan ?
4. jelaskan
solusi atau kebijakan pemerintah dalam menangani masalah pengangguran?
C. Hipotesa
1. Pengangguran
adalah seseorang yang tergolong angkatan kerja dan ingin mendapat pekerjaan
tetapi belum dapat memperolehnya dan faktor utama yang menyebabkan timbulnya
pengangguran salah satunya adalah besarnya angkatan kerja tidak seimbang dengan
kesempatan kerja.
2. pengangguran
memiliki jenis-jenis tersendiri yaitu pengangguran terselubung, setengah
menganggur, dan pengangguran terbuka. Adapun macam-macam pengangguran adalah
Pengangguran konjungtural, Pengangguran struktural , Pengangguran friksional ,
Pengangguran musiman , Pengangguran teknologi dan Pengangguran siklus.
3. pengangguran
merupakan masalah sosial bangsa ini yang merugikan, dan tentu saja menimbulkan
berbagai dampak negatifnya yaitu munculnya kemiskinan dan kriminalisme dklangan
masyarakat.
4. sampai
sekarang masalah pengangguran belum teratasi penuh, bahkan tingkat pengangguran
setiap tahunnya selalu bertambah. Banyak solusi dan kebijakan-kebijakan dalam
mengatasi pengangguran misalnya meningkatkan wawasan penganggur dan memberi
peatihan tenaga kerja untuk mengisi lowongan-lowongan pekerjaan.
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
dan Faktor-Faktor timbulnya pengangguran
a. Pengertian
Pengangguran
Pengangguran
adalah seseorang yang tergolong angkatan kerja dan ingin mendapat pekerjaan
tetapi belum dapat memperolehnya. Masalah pengangguran yang menyebabkan tingkat
pendapatan nasional dan tingkat kemakmuran masyarakat tidak mencapai potensi
maksimal yaitu masalah pokok makro ekonomi yang paling utama.
b. Faktor
– Faktor timbulnya pengangguran
Adapun
faktor – faktor yang mendorong timbulnya pengangguran adalah sebagai berikut :
·
jumlah pencari kerja lebih besar dari
jumlah peluang kerja yang tersedia (kesenjangan antara supply and demand).
·
kesenjangan antara kompetensi pencari
kerja dengan kompetensi yang dibutuhkan oleh pasar kerja.
·
masih adanya anak putus sekolah dan
lulus tidak melanjutkan yang tidak terserap dunia kerja/berusaha mandiri karena
tidak memiliki keterampilan yang memadai.
·
terjadinya pemutusan hubungan kerja
(PHK) karena krisis global.
·
terbatasnya sumber daya alam di kota
yang tidak memungkinkan lagi warga masyarakat untuk mengolah sumber daya alam
menjadi mata pencaharian.
B. Jenis
Dan Macam-Macam Pengangguran
Pengangguran sering diartikan sebagai
angkatan kerja yang belum bekerja atau tidak bekerja secara optimal.
Berdasarkan pengertian diatas, maka pengangguran dapat dibedakan menjadi tiga
macam yaitu :
1. Pengangguran
Terselubung (Disguissed Unemployment) adalah tenaga kerja yang tidak bekerja
secara optimal karena suatu alasan tertentu.
2. Setengah
Menganggur (Under Unemployment) adalah tenaga kerja yang tidak bekerja secara
optimal karena tidak ada lapangan pekerjaan, biasanya tenaga kerja setengah
menganggur ini merupakan tenaga kerja yang bekerja kurang dari 35 jam selama
seminggu.
3. Pengangguran
Terbuka (Open Unemployment) ad`lah tenaga kerja yang sungguh-sungguh tidak
mempunyai pekerjaan. Pengganguran jenis ini cukup banyak karena memang belum
mendapat pekerjaan padahal telah berusaha secara maksimal.
Macam-macam pengangguran berdasarkan
penyebab terjadinya dikelompokkan menjadi beberapa jenis, yaitu :
a. Pengangguran
konjungtural (Cycle Unemployment) adalah pengangguran yang diakibatkan oleh
perubahan gelombang (naik-turunnya) kehidupan perekonomian/siklus ekonomi.
b. Pengangguran
struktural (Struktural Unemployment) adalah pengangguran yang diakibatkan oleh
perubahan struktur ekonomi dan corak ekonomi dalam jangka panjang. Pengangguran
struktuiral bisa diakibatkan oleh beberapa kemungkinan, seperti :
-
Akibat permintaan berkurang
-
Akibat kemajuan dan pengguanaan
teknologi
-
Akibat kebijakan pemerintah
c. Pengangguran
friksional (Frictional Unemployment) adalah pengangguran yang muncul akibat
adanya ketidaksesuaian antara pemberi kerja dan pencari kerja. Pengangguran ini
sering disebut pengangguran sukarela.
d. Pengangguran
musiman adalah pengangguran yang muncul akibat pergantian musim misalnya pergantian
musim tanam ke musim panen.
e. Pengangguran
teknologi adalah pengangguran yang terjadi akibat perubahan atau penggantian
tenaga manusia menjadi tenaga mesin-mesin
f. Pengangguran
siklus adalah pengangguran yang diakibatkan oleh menurunnya kegiatan perekonomian
(karena terjadi resesi). Pengangguran siklus disebabkan oleh kurangnya
permintaan masyarakat (aggrerat demand).
C. Dampak Pengangguran
Penganggur itu berpotensi menimbulkan
kerawanan berbagai kriminal dan gejolak sosial, politik dan kemiskinan. Selain
itu, pengangguran juga merupakan pemborosan yang luar biasa. Setiap orang harus
mengkonsumsi beras, gula, minyak, pakaian, energi listrik, sepatu, jasa dan
sebagainya setiap hari, tapi mereka tidak mempunyai penghasilan. Bisa kita
bayangkan berapa ton beras dan kebutuhan lainnya harus disubsidi setiap harinya
a. Dampak
Pengangguran terhadap Perekonomian suatu Negara
Tujuan
akhir pembangunan ekonomi suatu negara pada dasarnya adalah meningkatkan
kemakmuran masyarakat dan pertumbuhan ekonomi agar stabil dan dalam keadaan
naik terus.
Jika
tingkat pengangguran di suatu negara relatif tinggi, hal tersebut akan
menghambat pencapaian tujuan pembangunan ekonomi yang telah dicita-citakan.
Hal ini terjadi karena pengganguran berdampak negatif terhadap kegiatan perekonomian, seperti yang dijelaskan di bawah ini:
Hal ini terjadi karena pengganguran berdampak negatif terhadap kegiatan perekonomian, seperti yang dijelaskan di bawah ini:
-
Pengangguran bisa menyebabkan masyarakat
tidak dapat memaksimalkan tingkat kemakmuran yang dicapainya. Hal ini terjadi
karena pengangguran bisa menyebabkan pendapatan nasional riil (nyata) yang
dicapai masyarakat akan lebih rendah daripada pendapatan potensial (pendapatan
yang seharusnya). Oleh karena itu, kemakmuran yang dicapai oleh masyarakat pun
akan lebih rendah.
Pengangguran akan menyebabkan
Pengangguran akan menyebabkan
-
pendapatan nasional yang berasal dari
sector pajak berkurang. Hal ini terjadi karena pengangguran yang tinggi akan
menyebabkan kegiatan perekonomian me-nurun sehingga pendapatan masyarakat pun
akan menurun. Dengan demikian, pajak yang harus dibayar dari masyarakat pun
akan menurun. Jika penerimaan pajak menurun, dana untuk kegiatan ekonomi
pemerintah juga akan berkurang sehingga kegiatan pembangunan pun akan terus
menurun.
Pengangguran tidak menggalakkan pertumbuhan ekonomi.
Pengangguran tidak menggalakkan pertumbuhan ekonomi.
-
Adanya pengangguran akan menye-babkan
daya beli masyarakat akan berkurang sehingga permintaan terhadap barang-barang
hasil produksi akan berkurang. Keadaan demikian tidak merangsang kalangan
Investor (pengusaha) untuk melakukan perluasan atau pendirian industri baru.
Dengan demikian tingkat investasi menurun sehingga pertumbuhan ekonomipun tidak
akan terpacu.
b. Dampak
pengangguran terhadap Individu yang Meng-alaminya dan Masyarakat
Berikut ini merupakan dampak negatif
pengangguran terhadap individu yang mengalaminya dan terhadap masyarakat pada
umumnya:
-
Pengangguran dapat menghilangkan mata
pencaharian
-
Pengangguran dapat menghilangkan
ketrampilan
-
Pengangguran akan menimbulkan
ketidakstabilan social politik.
-
Bertambahnya tingkat kemiskinan
-
Timbulnya kriminalitas di kalangan
masyarakat
D. Solusi
atau Kebijakan – Kebijakan Mengatasi Masalah Pengangguran
Ketika membahas mengenai pengangguran,
semuanya ini tidak sesuai dengan perundang undangan di Indonesia, artinya
masalah pengangguran yang merupakan masalah sosial bangsa indonesia masih jauh
melenceng dari Undang-Undang Dasar 1945 seperti tercantum dalam pasal 27 ayat 2
yang berbunyi ”Tiap – tiap warga negara berhak atas penkerjaan dan penghidupan
yang layak bagi kemanusiaan”. Untuk itu , ada berbagai solusi atau kebijakan
untuk mengatasi masalah pengangguran, yaitu :
1. Pengembangan
mindset dan wawasan penganggur, berangkat dari kesadaran bahwa setiap manusia
sesungguhnya memilki potensi dalam dirinya namun sering tidak menyadari dan
mengembangkan secara optimal. Dengan demikian, diharapkan setiap pribadi
sanggup mengaktualisasikan potensi terbaiknya dan dapat menciptakan kehidupan
yang lebih baik, bernilai dan berkualitas bagi dirinya sendiri maupun
masyarakat luas.
2. Segera
melakukan pengembangan kawasan-kawasan, khususnya yang tertinggal dan terpencil
sebagai prioritas dengan membangun fasilitas transportasi dan komunikasi. Ini
akan membuka lapangan kerja bagi para penganggur di berbagai jenis maupun
tingkatan. Harapan akan berkembangnya potensi wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI) baik potensi sumber daya alam, sumber daya manusia maupun
keuangan (finansial).
3. Segera
membangun lembaga sosial yang dapat menjamin kehidupan penganggur. Hal itu
dapat dilakukan serentak dengan pendirian Badan Jaminan Sosial Nasional dengan
embrio mengubah PT Jaminan Sosial Tenaga Kerja (PT Jamsostek) menjadi Badan
Jaminan Sosial Nasional yang terdiri dari berbagai devisi menurut sasarannya.
Dengan membangun lembaga itu, setiap penganggur di Indonesia akan tercatat
dengan baik dan mendapat perhatian khusus.
4. Segera
menyederhanakan perizinan karena dewasa ini terlalu banyak jenis perizinan yang
menghambat investasi baik Penanamaan Modal Asing (PMA), Penanaman Modal Dalam
Negeri (PMDN) dan investasi masyarakat secara perorangan maupun berkelompok.
5. Mengaitkan
secara erat (sinergi) masalah pengangguran dengan masalah di wilayah perkotaan
lainnya, seperti sampah, pengendalian banjir, dan lingkungan yang tidak sehat.
Sampah, misalnya, terdiri dari bahan organik yang dapat dijadikan kompos dan
bahan non-organik yang dapat didaur ulang.
6. Mengembangkan
suatu lembaga antarkerja secara profesional. Lembaga itu dapat disebutkan
sebagai job center dan dibangun dan dikembangkan secara profesional sehingga
dapat membimbing dan menyalurkan para pencari kerja. Pengembangan lembaga itu
mencakup, antara lain sumber daya manusianya (brainware), perangkat keras
(hardware), perangkat lunak (software), manajemen dan keuangan. Lembaga itu
dapat di bawah lembaga jaminan sosial penganggur atau bekerja sama tergantung
kondisinya.
7. Menyeleksi
Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang akan dikirim ke luar negeri. Perlu seleksi
lebih ketat terhadap pengiriman TKI ke luar negeri. Sebaiknya diupayakan
tenaga-tenaga terampil (skilled). Hal itu dapat dilakukan dan diprakarsai oleh
Pemerintah Pusat dan Daerah.
8. Segera
harus disempurnakan kurikulum dan sistem pendidikan nasional (Sisdiknas).
Sistem pendidikan dan kurikulum sangat menentukan kualitas pendidikan.
9. Upayakan
untuk mencegah perselisihan hubungan industrial (PHI) dan pemutusan hubungan
kerja (PHK).
10. Segera
mengembangkan potensi kelautan kita. Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)
mempunyai letak geografis yang strategis yang sebagian besar berupa lautan dan
pulau-pulau yang sangat potensial sebagai negara maritim. Potensi kelautan
Indonesia perlu dikelola lebih baik supaya dapat menciptakan lapangan kerja
yang produktif dan remuneratif.
BAB
III
PENUTUP
A.
Kritik dan Saran
Harusnya pemimpin yang akan datang harus
terus mengupayakan program pendidikan keterampilan yang menunjang industri
keratif, guna menekan angka pengangguran akibat kurangnya lapangan kerja. Untuk
itu para sarjana harus berfikir dari sekaranf bagaimana menciptakan lapangan
pekerjaan seperti berwira usaha (entrepreneur).
Diharapkan ke depan kebijakan ketenagakerjaan dapat diubah kembali agar dapat berfungsi secara optimal untuk memerangi pengangguran.
Diharapkan ke depan kebijakan ketenagakerjaan dapat diubah kembali agar dapat berfungsi secara optimal untuk memerangi pengangguran.
B. Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat di simpulkan bahwa pengangguran merupakan masalah sosial bangsa indonesia saat ini yang belum bisa teratasi, bahkan tingkat pengangguran setiap tahunnya semakin bertambah. Faktor utama yang menimbulkan adanya pengangguran adalah kurangnya penggalian potensi setiap individu dan kurangnya skill diluar sarjana bagi para sarjana. Pengangguran jelas merugikan bangsa, oleh sebab itu banyak dampak negatif yang di hasilkan yaitu menimbulkan kerawanan berbagai kriminal dan gejolak sosial, politik dan kemiskinan.
Dari pembahasan diatas dapat di simpulkan bahwa pengangguran merupakan masalah sosial bangsa indonesia saat ini yang belum bisa teratasi, bahkan tingkat pengangguran setiap tahunnya semakin bertambah. Faktor utama yang menimbulkan adanya pengangguran adalah kurangnya penggalian potensi setiap individu dan kurangnya skill diluar sarjana bagi para sarjana. Pengangguran jelas merugikan bangsa, oleh sebab itu banyak dampak negatif yang di hasilkan yaitu menimbulkan kerawanan berbagai kriminal dan gejolak sosial, politik dan kemiskinan.
Artikel Terkait