OLEH : MAHMUD ISNAINI
NIM. 16410075
MAHASISWA PSIKOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Perilaku
individu atau sekelompok individu yang tidak sesuai dengan nilai dan norma yang
berlaku secara umum dalam masyarakat sering terjadi dalam kehidupan kita
sehari-hari. Teori ini dikemukakan oleh Edwin M.Lemert, menurutnya seseorang
berperilaku menyimpang karena proses labeling yang diberikan masyarakat
kepadanya. Labeling adalah pemberian julukan, cap, etiket, ataupun kepada
seseorang. Pada awalnya seseorang melakukan “penyimpangan primer” karena itu
sang pelaku penyimpangan mendapatkan cap (labeling) dari masyarakat. Karena
adanya label tersebut, maka sang pelaku mengidentifikasikan dirinya sebagai
penyimpang dan mengulangi lagi penyimpangan itupun menjadi suatu kebiasaan atau
gaya hidup bagi pelakunya.
B.
RUMUSAN
MASALAH
Dari uraian di atas dapat kami
rumuskan sebagai berikut :
1. Jelaskan pengertian perilaku
menyimpang secara umum dan menurut para ahli !
2. Jelaskan teori tentang perilaku
menyimpang !
3. Sebutkan faktor-faktor perilaku
menyimpang!
4. Sebutkan jenis-jenis perilaku
menyimpang !
5. Sebutkan sifat-sifat perilaku
menyimpang !
6. Sebutkan bentuk-bentuk perilaku
menyimpang sosial !
7. Sebutkan dampak perilaku menyimpang
!
BAB II
PEMBAHASAN MATERI
PEMBAHASAN MATERI
A. PENGERTIAN PERILAKU MENYIMPANG
1. Secara Umum Perilaku individu atau
sekelompok individu yang tidak sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku
secara umum dalam masyarakat sering terjadi dalam kehidupan kita sehari-hari.
2. Menurut Pendapat Ahli. Berikut
menurut pendapat para ahli mengenai perilaku menyimpang :
a. Paul B.Horton Ia mendevinisikan
bahwa perilaku menyimpang adalah perilaku yang dinyatakan sabagai
pelanggaran-pelanggaran terhadap norma-norma kelompok ataupun masyarakat.
b. Bruce J.Cohen Ia berpendapat bahwa
perilaku menyimpang adalah setiap perilaku yang tidak berhasil menyesuaikan
diri dengan kehendak-kehendak masyarakat atu kelompok tertentu dalam
masyarakat.
c. Robert M.Z Lawang Ia menyatakan
bahwa perilaku menyimpang adalah semua tindakan yang menyimpang dari
norma-norma yang berlaku dalam suatu sistem sosial dan menimbulkan usaha dari
mereka yang berwenang dalam sistem tersebut untuk memperbaiki perilaku
tersebut.
d. James Vander Sander Ia berpendapat
bahwa yang dimaksud perilaku menyimpang adalah perilaku yang dianggap sebagai
hal tercela dan di luar batar-batas toleransi oleh sejumlah atau sebagian besar
orang atau masyarakat.
B.
TEORI
TENTANG PERILAKU MENYIMPANG
1. Berdasarkan Sudut Pandang Sosiologi
a. Teori Labeling
Teori ini
dikemukakan oleh Edwin M.Lemert, menurutnya seseorang berperilaku menyimpang
karena proses labeling yang diberikan masyarakat kepadanya. Labeling adalah
pemberian julukan, cap, etiket, ataupun kepada seseorang. Pada awalnya
seseorang melakukan “penyimpangan primer” karena itu sang pelaku penyimpangan
mendapatkan cap (labeling) dari masyarakat. Karena adanya label tersebut, maka
sang pelaku mengidentifikasikan dirinya sebagai penyimpang dan mengulangi lagi
penyimpangan itupun menjadi suatu kebiasaan atau gaya hidup bagi pelakunya.
b. Teori Sosialisasi
Teori
Sosialisasi menyatakan bahwa seseorang biasanya menghayati nilai-nilai dan
norma-norma dari bebrapa orang yang dekat dan cocok dengan dirinya. Jadi,
bagaimanakah seseorang menghayati nilai-nilai dan norma-norma sosial sehingga
dirinya dapat melahirkan perilaku menyimpang…...????? Ada dua penjelasan yang
dapat di kemukakan. Pertama, Kebudayaan khusus yang menyimpang, yaitu apabila
sebagian besar teman seseorang melakukan perilaku menyimpang maka orang itu
mungkin akan berperilaku menyimpang juga. Sebagai contoh, beberapa studydi
Amerika, menunjukkan bahwa di kampung-kampung yang berantakan dan tidak
terorganisir secara baik, perilaku jahat merupakan pola perilaku yang normal
(wajar).
c. Teori Pergaulan Berbeda (
Differential Association )
Teori ini
diciptakan oleh Edwin H. Sutherland dan menurut teori ini penyimpangan
bersumber dari pergaulan dengan sekelompok orang yang telah menyimpang.
Penyimpangan didapatkan dari proses alih budaya (cultural transmission) dan
dari proses tersebut seseorang mempelajari subkebudayaan menyimpangang (deviant
subculture). Contoh teori pergaulan berbeda : perilaku tunasusila, peran sebagai
tunasusila dipelajari oleh seseorang dengan belajar yaitu melakukan pergaulan
yang intim dengan para penyimpang (tunasusila senior) dan kemudian ia melakukan
percobaan dengan melakukan peran menyimpang tersebut.
d. Teori Anomie
Konsep
anomie di kembangkangkan oleh seorang sosiologi dari Perancis, Emile Durkheim.
Istilah Anomie dapat diartikan sebagai ketiadaan norma. Konsep tersebut dipakai
untuk menggambarkan suatu masyarakat yang memiliki banyak norma dan nilai yang
satu sama lain saling bertentangan. Suatu mayarakat yang anomis (tanpa norma)
tidak mempunyai pedoman mantap yang dapat dipelajari dan di pegang oleh para
anggota masyarakatnya. Selain Emile Durkheim ada tokoh lain yang mengemukakan
tentang teori anomie yaitu Robert K. Merton, ia mengemukakan bahwa penyimpangan
terjadi melalui struktur sosial. Menurut Merton struktur sosial dapat
menghasilkan perilaku yang konformis (sesuai dengan norma) dan sekaligus
perilaku yang dapat menyebabkan terjadinya penyimpangan. Merton berpendapat
bahwa struktur sosial mengahasilkan tekanan kearah anomie dan perilaku
menyimpang karena adanya ketidakharmonisan antara tujuan budaya dengan
cara-cara yang dipakai untuk mencapai tujuan tersebut.
Menurut
Merton ada lima tipe cara adaptasi individu untuk mencapai tujuan budaya dari
yang wajar sampai menyimpang, yaitu sebagai berikut :
1) Konformitas (Conformity) Konformitas
merupakan sikap menerima tujuan budaya dengan cara mengikuti tujuan dan cara
yang ditentukan oleh masyarakat.
Contoh
: seseorang yang ingin menjadi orang kaya berusaha untuk mewujudkannya dengan
menempuh pendidikan tinggi dan bekerja keras.
2) Inovasi (Innovation) Inovasi
merupakan sikap menerima secara kritis cara-cara pencapaian tujuan yang sesuai
dengan nilai budaya sambil menempuh cara-cara batu yang belum biasa atau tidak
umum dilakukan.
Contoh
: seseorang yang ingin menjadi orang kaya, tetpai kedudukannya di tempat tidak
memungkinkan memperoleh gaji besar, sehingga ia melakukan jalan pintas
memperoleh rasa aman saja.
3) Ritualisme (Ritualism) Ritualisme
merupakan sikap menerima cara-cara yang diperkenalkan secara cultural, namun
menolak tujuan-tujuan kebudayaan, sehingga perbuatan ritualisme berpegang teguh
pada kaida-kaidah yang berlaku namun mengorbankan nilai sosial budaya yang ada.
Contoh
: seorang karyawan bekerja tidak untuk memperoleh kekayaan, tetapi hanya sekedar
memperoleh rasa aman saja.
4) Pengasingan Diri (Retreatism)
Pengasingan diri merupakan sikap menolak tujuan-tujuan ataupun cara-cara untuk
mencapai tujuan yang telah menjadi bagian kehidupan masyarakat ataupun
lingkungan sosialnya.
Contoh
: para pemabuk dan pemakai narkoba yang seakan-akan berusaha melarikan diri dari
masyarakat dan lingkungan.
5) Pemberontakan (Rebeliion)
Pemberontakan merupakan sikap menolak sarana dan tujuan-tujuan yang disahkan
oleh budaya masyarakat dan menggantikan dengan cara yang baru.
Contoh
: kaum pemberontak yang memperjuangkan ideologinya melalui perlawanan
bersenjata. Dari kelima tipe diatas, tipe cara adaptasi konformitaslah yang
merupakan bentuk perilaku yang tidak menyimpang, sedangkan ke-empat tipe
adaptasi lainnya termasuk dalam bentuk perilaku yang menyimpang.
Untuk
memperjelas pemahaman anda mengenai tipe cara adaptasi individu menurut Merton,
perhatikan table di bawah ini :
Tipe Cara Adaptasi Tujuan Budaya Cara-Cara
yang Melembaga Konformitas Inovasi Ritualisme Pengasingan diri Pembenrontakan +
+ - - ± + - + - ±
Keterangan : +: sikap menerima - :
penolakan ± : penolakan terhadap nilai-nilai yang berlaku dan upaya menggantinya
dengan nilai-nilai baru.
2. Berdasarkan Sudut Pandang Psikologi
Seorang tokoh psikolog asal Australia yang terkenal dengan teori
psikoanalisasinyabernama Sigmund Freud (1856-1939) menyatakan bahwa dalam diri
manusia terdapat tiga bagian penting, yaitu berupa hal-hal sebagai berikut:
a. Id, adalah bagian dari yang bersifat
tidak sadar, nalurilah, dan mudah terpengaruh oleh gerak hati.
b. Ego, adalah bagian diri yang
bersifat sadar dan rasional yang berfungsi menjaga pintu kepribadian.
c. Supergo, adalah bagian dari diri
yang telah mengabsorbsi (menyerap) nilai-nilai cultural yang berfungsi sebagai
suara hati. Menurut Fried perilaku menyimpang dapat terjadi pada diri seseorang
apabila id terlalu berlebihan sehingga tidak terkontrol dan muncul bersamaan
dengan superegoyang tidak aktif, sementara dalam waktu yang bersamaan ego tidak
berhasil memberikan perimbangan.
3. Berdasarkan Sudut Pandang Biologi
Sheldon mengidentifikasikan tipe tubuh menjadi tiga tipe dasar,yaitu sebagai
berikut :
a. Endomorph (bundar, halus, dan gemuk)
b. Mesomorph (berotot dan atletis)
c. Ectomorph (tipis dan kurus) Stiap
tipe tubuh mempunyai kecenderungan sifat-sifat kepribadian.
Contohnya,
penjahat pada umumnya bertipe mesomorph. Sedangkan Cesare Lombroso, seorang
kriminologi dari Italia berpendapat bahwa orang jahat memiliki ciri-ciri ukuran
rahang dan tulang pipi panjang, memiliki kelainan pada mata yang khas, tangan
dan jari-jari relative besar, dan susunan gigi abnormal. Adapun tipe pelaku
kriminal menurut Casare Lomboso adal sebagai berikut : “ Teori biologis
mendapat banyak kritikan dan diragukam kebenarannya, sehingga para ilmuwan
sosial beranggapan bahwa factor biologis merupakan factor yang secara relative
tidak penting pengaruhnya terhadap penyimpangan perilaku”.
d. Berdasarkan Sudut Pandang
Kriminologi
1) Teori Konflik Berdasarkan teori ini
terdapat dua macam konflik, yaitu sebagai berikut : a. Konflik Budaya Dalam
suatu masyarakat dapat terjadi konflik budaya etika dalam masyarakat tersebut
terdapat sejumlah kebudayaan khusus dimana setiap kebudayaan khusus tersebut
cenderung tertutup sehingga mengurangi kemungkinan adanya kesepakatan nilai.
Sejumlah norma yang bersumber dari kebudayaan khusus yang berbeda saling
bertentangan antara satu dengan yang lainnya dan dapat menimbulkan kondisi
anomie.
2) Konflik Kelas Sosial Konflik kelas
sosial dapat terjadi di masyarakat ketika suatu kelompok membuat peraturan
sendiri untuk melindungi kepentingan, sehingga terjadilah eksploitasi kelas
atas terhadap kelas bawah. Orang-orang yang menentang hak-hak istimewa kelas
atas dianggap berperilaku menyimpang dan di cap sebagai penjahat.
Teori
Pengendalian Teori pengendalian beranggapan bahwa masyarakat sebenarnya mmiliki
kesepakatan tentang nilai-nilai tertentu yang menjadi dasar suatu perilaku
dapat dikatakan menyimpang atau tidak. Pengendalian itu mencangkup dua bentuk,
yaitu pengendalian dari dalam dan pengendalian dari luar.
Pengendalian
dari dalam berupa norma yang dihayati dan nilai yang dipelajari oleh seseorang
melalui proses sosialisasi.
Contohnya, nilai-nilai dan norma
sosial yang diperoleh dari lembaga keluarga, lembaga sekolah dan masyarakat
yang mengharuskannya untuk menghormati sesame manusia. Pengendalian dari luar
adalah imbalan sosial terhadap kepatuhan dan sanksi yang diberikan kepada
setiap tindak penyimpangan atau pelanggaran nilai dan norma dominan. Misalnya,
jika seseorang melanggar norma pergaulan sosial maka ia akan dijatuhi sanksi
oleh masyarakatnya.
C.
FAKTOR-FAKTOR
PENYEBAB PERILAKU MENYIMPANG
Perilaku
menyimpang yang dilakukan oleh seseorang tidak terjadi begitu saja tanpa ada
sebab-sebab yang menyertainya, karena perilaku menyimpang berkembang melalui
suatu periode waktu-waktu tertentu sebagai hasil dari serangkaian tahapan
interaksisosial dan adanya kesempatan untuk berperilaku menyimpang.
Adapun sebab atau faktor-faktor
terjadinya perilaku menyimpang antara lain yaitu :
1. Hasil Sosialisasi yang Tidak
Sempurna ( Ketidaksanggupan Menyerap Norma-Norma Kebudayaan) Apabila proses
sosialisasi tidak sempurna, maka dapat melahirkan suatu perilaku menyimpang.
Proses sosialisasi tidak sempurna terjadi karena nilai-nilai atau norma-norma
yang dipelajari kurang dapat dipahami dalam proses sosialisasi yang dijalankan,
sehingga seseorang tidak memprhitungkan resiko yang terjadi apabila ia
melakukan perbuatan yang tidak sesuai dengan nilai dan norma sosial yang
berlaku.
Contoh
perilaku menyimpang akibat ketidaksempurnaan proses sosialisasi dalam keluarga,
bahwa anak-anak yang melakukan kejahatan cenderung berasal dari keluarga yang
retak/rusak, artinya ia mengalami ketiksempurnaan dalam proses sosialisasi dalm
keluarganya.
2. Proses Belajar yang Menyimpang
Proses belajar ini terjadi karena melalui interaksi sosial dengan orang lain
terutama dengan orang-orang yang memiliki perilaku menyimpang dan sudah
berpengalaman dalam hal menyimpang.
3. Ketegangan antara Kebudayaan dan
Struktur Sosial Apabila peluang untuk mencari cara-cara dalam memenuhi
kebutuhan hidupnya tidak diberikan, maka muncul kemungkinan akan terjadinya
perilaku menyimpang.
Contoh
pada masyarakat feodal tuan tanah memiliki kekuasaan istimewa atas warga yang
berstatus buruh tani atau penyewa sehingga tuan tanah dapat melakukan tindakan
sewenang-wenang pada para buruh atau penyewa tanah yaitu dengan menurunkan upah
ataupun kenaikan harga sewa. Apabila kesewenang-wenangan itu terjadi secara
terus-menerus, maka dapat memicu terjadinya perilaku menyimpang yang dilakukan
oleh buruh dan penyewa tanah yaitu dengan melakukan kekerasan, perlawanan,
penipuan, atau bahkan pembunuhan.
4. Ikatan Sosial yang Berlainan
5. Hasil Sosialisasi dari Nilai-Nilai
Subkebudayaan yang Menyimpang
D.
MACAM-MACAM
atau JENIS-JENIS PERILAKU MENYIMPANG
1. Berdasarkan Kekerapannya :
a. Penyimpangan Primer
Penyimpangan
primer adalah suatu pelanggaran atau penyimpangan yang bersifat sementara
(temporer), sehingga individu yang melakukan penyimpangan tersebut masih dapat
diterima oleh kelompok sosialnya, sebab pelanggaran terhadap norma-norma umum
tidak berlangsung secara terus-menerus. Contoh penyimpangan primer adalah :
terlambat membayar pajak listrik, mencontek saat ulangan, melanggar rambu-rambu
lalu lintas.
b. Penyimpangan Sekunder
Penyimpangan
sekunder adalah penyimpangan sosial yang nyata dan sering dilakukan sehingga
menimbulkan akibat yang cukup parah dan mengganggu orang lain. Contoh penyimpangan
sekunder adalah : berjudi, mencuri, seseorang yang sering mabuk-mabukan, bahkan
pembunhan.
2. Berdasarkan Jumlah Pelakunya
a. Penyimpangan Individual (individual
deviation) Penyimpangan individual merupakan pelanggaran yang dilakukan oleh
seseorang atau individu tertentu terhadap norma-norma yang berlaku dalam
kehidupan masyarakatnya.
Macam-macam penyimpangan individu adalah sebagai berikut :
Macam-macam penyimpangan individu adalah sebagai berikut :
Penyimpangan
karena melanggar norma-norma umum yang Penyimpangan karena berlaku didalam
masyarakat disebut pelanggar. tidak patuh terhadap nasehat orang tua untuk
mengubah pendirian atau kebiasaan buruk menjadi baik yang disebut dengan
pembandel. Penyimpangan karena tidak menepati janji atau berbohong dan sering
berkhianat yang disebut dengan munafik. Penyimpangan karena tidak taat terhadap
peringantan orang lain, yang disebut pembangkang. Penyimpangan karena melanggar
norma-norma umum yang mengakibatkan kerugian harta benda/jiwa dilingkungannya
yang disebut penjahat atau perusuh.
b. Penyimpangan Kelompok (group deviation)
Perilaku penyimpangan dapat disebut dengan penyimpangan kelompok apabila
penyimpangan tersebut dilakukan secara bersama-sama oleh sekelompok orang yang
bergabung dalam suatu kelompok tertentu. Setiap individu yang bergabung didalam
kelompok tersebut berperhlaku sesuai dengan norma yang ditentukan dalam
kelompok tersebut walaupun perilaku tersebut jelas-jelas bertentangan dengan
norma-norma sosial umum yang terdapat/berlaku dalam masyarakat sekitar dimana
ia tinggal. Penyimpangan kelompok lebih rumit dan berbahaya dibandingkan dengan
penyimpangan individual, karena mereka memiliki fanatisme terhadap nilai,
norma, sikap, dan tradisi yang berlaku dalam kelompoknya sehingga mereka
beranggapan bahwa mereka tidak melakukan suatu penyimpangan. Adapun yang termasuk
dalam penyimpangan kelompok antara lain yaitu :
Kelompok
pengacau keamananan dengan tujuan-tujuan tertentu yang disebut Persekongkolan
dalam dunia usaha dan lembaga dengan teroris. Kelompok atau (geng) pemerintah
untuk mencari keuntungan sendiri. kejahatan terorganisir yang melakukan
perampokan dan penyelundupan. Kelompok yang ingin meisahkan diri dari suatu
Negara, yang disebut separatis.
E.
SIFAT-SIFAT
PERILAKU MENYIMPANG
1. Penyimpangan yang bersifat
positif
Penyimpangan
yang bersifat positif adalah sauatu perbuatan yang tidak sesuai dengan aturan
atau norma yang berlaku umum yang mempunyai dampak positif terhadap sistem
sosial dimana ia tinggal. Seseorang dikatakan menyimpang secara positif ketika
ia merealisasikan cita-citanya akan tetapi masyarakat belum bisa menerima cara
yang ia pergunakan ataupun cita-cita yang ia inginkan.
Contoh
penyimpangan yang bersifat positif adalah : seorang wanita yang bercita-cita
sekolah setinggi-tingginya dan menjadi dokter spesialis atau wanita karier.
Bagi sebagian masyarakat perbuatan sang wanita adalah suatu penyimpangan, namun
dari penyimpangan tersebut ada dampak positif yang muncul dari dalam dirinya
yaitu emansipasi wanita. Karena ia telah bersifat mulia yaitu mau menjadi
seorang dokter atau bersosial kepada orang lain atau masyarakat dengan menjadi
seorang dokter.
2. Penyimpangan yang bersifat
negatif
Penyimpangan
yang bersifat ngatif adalah suatu perbuatan atau kecenderungan bertindak kearah
nilai-nilai sosial yang dipandang rendah dan berakibat buruk sehingga mengganggu
sistem sosial yang ada. Penyimpangan terhadap kaidah hukum positif maka aka
nada hukum dan sanksi yang jelas dari Negara. Contoh penyimpangan yang bersifat
negatif adalah : pencurian, pembunuhan, pelacuran, pemerkosaan,pemabuk,
penjudi, dan lain-lain.
F.
BENTUK-BENTUK
PERILAKU PENYIMPANGAN SOSIAL
Menyimpang
atau tidaknya perilaku seseorang ditentukan oleh norma atau nilai-nilai yang
berlaku dalam masyarakat dimana ia tinggal. Setiap tindakan atau perilaku yang
bertentangan dengan nilai dan norma yang berlaku akan dianggap sebagai
penyimpangan. Ada beberapa bentuk perilaku menyimpang yang bersifat negatif,
diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Tindakan Kriminal atau Kejahatan.
Tindakan
kriminal atau kejahatan merupakan tindakan yang bertentangan dengan norma
hukum, norma sosial dan norma agama. Adapun tindakan kriminal meliputi
pencurian, perampokan, pemerkosaan, penganiayan, pembunuhan. Selain itu
berbagai bentuk kegiatan yang mengganggu keamanan Negara seperti korupsi,
maker, dan terorisme, juga termasuk tindakan kriminal. Berbagai tindakan
tersebut biasanya menjatuhkan korban di mana si korban akan kehilangan harta
benda, cacat tubuh, bahkan tidak jarang pula kehilangan nyawa.
2. Penyalahgunaan Narkotika.
Sebelum
kita membahas lebih lanjut mengenai bahaya penyalahgunaan narkotika, ada
baiknya kita membahasnya dari tinjauan medis terlebih dahulu. Secara medis,
narkotika berfungsi di rumah sakit bagi orang yang menderita sakit berat dengan
rekomendasi dokter. Misalnya untuk penderita kanker atau orang yang akan
menjalani operasi sebagai obat bius. Efek dari narkotika selain sebagai obat
adalah timbulnya efek halusinasi (khayalan), impian yang indah-indah, atau rasa
nyaman. Karena fungsi sampingan inilah ada sebagian masyarakat, terutama
dikalangan remaja, ingin menggunakan narkotika walaupun tidak sedang menderita
suatu penyakit. Hal itulah yang dinamakan penyalahgunaan narkotika.
Penyalahgunaan narkotika dan obat-obat perangsang yang sejenis terutama
dikalangan remaja berkaitan erat dengan beberapa hal yang menyangkut sebab,
motivasi, dan akibat yang ingin dicapai. Secara sosiologis, penyalahgunaan
narkotika oleh kaum remaja merupakan perbuatan yang disadari berdasarkan
pengetahuan/pengalaman sebagai pengaruh langsung ataupun tidak langsung dan
pembentukan jati diri. Secara subjectif, penyalahguanaan narkotika oleh kaum
remaja merupakan salah satu upaya individual agar dapat mengungkap dan
menangkap kepuasan yang belum pernah dirasakan oleh setiap individu, terutama
bagi setiap remaja yang sedang tumbuh dan berkembang dalam proses pencarian
identitas dan pembentukan jati diri. Sedangkan secara objectif, penyalahgunaan
narkotika adalah merupakan visualisasi dari proses isolasi yang pasti membebani
fisik dan mental sehingga dapat menghambat pertumbuhan yang sehat. Secara
universal, pnyalahgunaan narkotia dan zat lain sejenisnya merupakan perbuatan
destruktif dengan efek-efek negatifnya atau bahkan dapat menimbulkan kematian
bagi penggun`nya. Sedangkan menurut Graham Baliene, seorang remaja yang
melakukan penyalahgunaan narkotika disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut :
a. Membuktikan keberanian dalam
melakukan tindakan-tindakan yang berbahaya seperti berkelahi, ngebut dijalan
atau balap sepeda, bergaul dengan lawan jenis, dan lain-lain.
b. Menunjukkan tindakan menentang
otoritas terhadap orang tua, guru, orang lain, atau bahkan kepada norma-norma
sosial yang berlaku dalam masyarakat.
c. Melepaskan diri dari kesepian dan
memperoleh pengalaman-pengalaman emosional.
d. Mencari dan menemukan arti hidup.
e. Menghilangkan kegelisahan, frustasi,
dan kepenatan hati.
f. Mempermudah penyaluran dan perbuatan
seksual.
g. Hanya iseng-iseng atau didorong oleh
rasa ingin tahu.
h. Mengisi kekosongan dan
kesepian/kebosanan.
i.
Mengikuti
kemauan teman atau sepergaulan dalam rangka pembinaan solidaritas.
Penyalahgunan
narkotika dapat mengakibatkan ketergantungan obat (ketagiahan) atau biasa
disebut adikasi. Adikasi adalah ketergantungan obat atau keracunan obat yang
bersifat kronik atau periodic sehinggan penderita menjadi kehilangan control terhadapdirinya
dan menimbulkan kerugian, baik bagi dirinya sendiri maupun masyarakat. Mungkin
pada awalnya seorang “pemakai” (sebutan bagi pengguna narkotika) hanya
coba-coba dalam dosis ringan atau kecil, akan tetapi lama-kelamaan hal tersebut
menjadi kebiasaan (habituasi). Apabila sudah sampai kondisi itu, maka ia akan
menambah dosis untuk dapat menikmati efek yang diinginkan dan seperti itu
terus-menerus (terus menambah dosis) hingga ia mengalami fase dipendensi
(ketergantungan) dan merasa ia tidak dapat hidup tanpa narkotika. Kondisi
demikian sudah dipastikan sangat membahayakan karena mengonsumsi narkotika
secara berlebihan dapat merusak saraf, kelumpuhan, atau bahkan menimbulkan
kematian yang biasa disebut dengan istilah “OD” (over dosis). Adapun bberapa
gejala yang tampak pada sesorang yang menunjukkan ketergantungan terhadap
obat-obat narkotika, diantaranya adalah sebagai berikut :
a. Muncul perilaku yang tidak dapat
diterima oleh masyarakat sekelilingnya, seperti bertindak semaunya sendiri,
sering berdusta, menjadi tidak disiplin, ingin selalu keluar rumah, dan susah
untuk bangun pagi.
b. Pada proses lanjut, kenakalan
meningkat sampai pada tindakan mengambil barang berharga milik orang lain
(mencuri) guna memenuhi kebutuhannya untuk mengonsumsi narkotika.
c. Pada dosis tinggi pemakai akan
merasa dirinya paling tinggi, paling hebat, dan paling sanggup melakukan apa
saja (kepercayaan dirinya melampaui batas).
d. Pada saat efek mulai menurun,
penderita merasa sangat gelisah, muncul perasaan seperti diancam, dikejar-kejar,
dan ingin menyakiti dirinya sendiri sampai bunuh diri atau membunuh orang lain
yang disebut dengan sakau. Berikut ini adalah bebrapa jenis bahan narkotika dan
obat bius antara lain adalah sebagai berikut :
-
Tembakau
Didalam tembakau terdapat racun nikotin keras yang dan dapat merangsang susunan
saraf sehingga menimbulkan ketagihan. Selain nikotin, dalam tembakau juga
terdapat tar yaitu zat yang dapat mengakibatkan penyakit kanker paru-paru.
-
Kafein
Kafein terdapat didalam kopi yang dapat mempengaruhi susunan saraf dan jantung.
Kopi dapat menyebabkan orang sulit tidur dan dapat menyebabkan ketagihan
sehingga orang yang telah ketagihan akan merasa cemas dan kepala pusing apabila
tidak meminumnya.
-
Candu
atau Opium Candu dan Opium berasal dari tumbuhan Paper somniferum. Tumbuhanini
banyak dijumpai di Rusia, Meksiko, Iran, Turki, Cina, India,, dan Afrika
Selatan. Candu dan Opium termasuk tanaman semak dengan ketinggian 70-110 cm.
Memiliki bunga dengan warna ungu, merah, dan putih. Buahnya berbentuk seperti
pemukul gong dan bergetah. Getah itulah yang dihisap dan dijadikan sebagai
candu.
-
Morfin
Morfin adalah zat yang didapat dari candu. Morfin ditemukan oleh Setumur
berkewarganegaraan Jerman pada tahun 1805. Pada umumnya morfin berwarna putih
dan berwujud bubukan (serbuk) dengan rasa yang pahit. Melalui proses kimia
morfin dijadikan sebagai zat yang berfungsi menenangkan sistem urut saraf.
-
LSD
(Lusergic Acid Diethylamide) LSD ditemukan oleh dokter yang berkewarganegaraan
Jerma yang bernama Dr. Albert Hoffman. LSD dapat menimbulkan halusinasi atau
bayangan dengan berbagai macam khayalan.
-
Alkohol
Alkohol apabila diminum pada awalnya menimbulkan perasaan riang gembira dan
banyak berbicara, namun lama-kelamaan tingkat kesadaran menjadi menurun dan
keseimbangan badan terganggu hingga mabuk. Pemakaian alcohol secara berlebihan
dapat menyebabkan kelumpuhan karena radang saraf yang diakibatkan oleh
pemakaian alcohol bersifat menimbulkan gangguan susunan saraf (kelumpuhan).
-
Ganja
atau Mariyuana Ganja berasal dari tanaman bernama Canabis sativa. Tumbuhan
tersebut banyak tumbuh di daerah tropic dan subtropik dan tergolong tumbuhan
semak. Pemakaian ganja dilakukan dengan mengambil daun yang diiris-iris dan dikeringkan
seperti tembakau.
-
Kokain
Kokain berasal dari tumbuhan Erythroxylon coca. Dan termasuk golongan semak
dengan ketinggian 2 meter. Serbuk kokain berwarna putih dengan rasa yang pahit
dan diperoleh dari daun tanaman Erythroxy yang berfungsi sebagai obat pembius
sehingga sering digunakan pada proses pembedahan (operasi).
3. Perkelahian Antarpelajar Perkelahian
antarpelajar atau yang lebih disebut tawuran antar pelajar pada awalnya hanya
terjadi di kota-kota besar karena kompleksnya kehidupan dan persoalan di kota.
Akan tetapi, pada saat ini fenomena tawuran antar pelajar sudah menjamur di
kalangan pelajar yang jauh dari kawasan perkotaan. Perkelahian antarpelajar
merupakan termasuk salah satu bentuk kenakalan remaja dan termasuk perilaku
menyimpang karena bertentangan dengan nilai-nilai ataupun norma-norma sosial
yang berlaku di dalam masyarakat tersebut. Perkelahian antarpelajar merupakan
masalah sosial yang berkaitan dengan krisis moral. Tingkat emosi yang belum
stabil serta kerterbatasan pengetahuan akan kaidah-kaidah masyarakat dan agama
mengakibatkan remaja cenderung bertindak tanpa memikirkan resiko karena mereka
hanya mementingkan ego semata. Perkelahian antarpelajar bisa disebabkan oleh
anggapan dari sebagian pelajar bahwa dengan perkelahian bisa menunjukkan
kejantanan dan sportivitas. Perkelahian tersebut umumnya diawali dari hal-hal
yang sepele atau kecil, bahkan hanya menyangkut dua orang saja dari sekolah
yang berbeda. Tetapi karena alasan solidaritas kelompok, maka konflik bisa
meluas dan menjadi konflik antarsekolah.
4. Hubungan Seksual di Luar Nikah
Hubungan seks diluar nikah termasuk perilaku menyimpang yang sangat ditentang
oleh masyarakat. Macam seks di luar nikah antara lain adalah pelacuran, kumpul
kebo, dan pemerkosaan. Selain mendapatkan hubungan bagi para pelakunya,
hubungan seksual di luar nikah juga dianggap dapat mendatangkan bencana bagi
daerah tempat tinggal mereka sehingga masyarakat mengutuk perbuatan tersebut.
Hubungan seksual diluar nikah juga dapat menyebabkan penyakit yang berbahaya
dan bahkan mematikan seperti AIDS dan PSM (penyakit seks menular).
5. Penyimpangan Seksual Penyimpangan
seksual adalah perilaku seksual yang tidak semestinya, misalnya perzinahan,
lesbianism, homoseksual, kumpul kebo, dan sodomi. Tindakan-tindakan tersebut
merupakan perbuatn yang bertentangan dengan norma-norma sosial dan agama
sehingga dianggap sebagai salah satu bentuk perilaku menyimpang.
G.
AKIBAT
PERILAKU MENYIMPANG
Seorang
perilaku penyimpangan senantiasa berusaha mencari kawan yang sama untuk bergaul
bersama, dengan tujuan supaya mendapatkan “teman”. Lama-kelamaan berkumpullah
berbagai individu pelaku penyimpangan menjadi penyimpangan kelompok, akhirnya
bermuara pada penentangan terhadap norma masyarakat. Dampak yang ditimbulkan
selain terhadap individu juga terhadap kelompok atau masyarakat. Dampak apa
saja yang ditimbulkan adanya tindak penyimpangan terhadap kelompok
masyarakat…??? Marilah kita bahas satu persatu :
1. Kriminalitas tindak kejahatan Tindak
kekerasan seorang kadangkala hasil penularan seorang individu lain, sehingga
tindak kejahatan akan muncul berkelompok dalam masyarakat.
Contoh
: seorang residivis dalam penjara akan mendapatkan kawan sesama penjahat,
sehingga sekeluarnya dari penjara akan membentuk “kelompok penjahat” , sehingga
dalam masyarakat muncullah kriminalitas-kriminalitas baru.
2. Terganggunya keseimbangan sosial
Robert K. Merton mengemukakan teori yang menjelaskan bahwa perilaku menyimpang
itu merupakan penyimpangan melaliu struktur sosial. Karena masyarakat merupakan
struktur sosial, maka tindak penyimpangan pasti akan berdampak terhadap masyarakat
yang akan mengganggu keseimbangan sosialnya.
Contoh
: pemberontakan, pecandu obat bius, gelandangan, pemabuk, dsb.
3. Pudarnya nilai dan norma Karena
pelaku penyimpangan tidak mendapatkan sanksi yang tegas dan jelas, maka
muncullah sikap apatis pada pelaksanaan nilai-nilai dan norma masyarakat.
Sehingga nilai dan norma menjadi pudar kewibawaannya untuk mengatur tata tertib
dalam masyarakat. Juga karena pengaruh globalisasi di bidang informasi dan
hiburan memudahkan masuknya pengaruh asing yang tidak sesuai dengan budaya
Indonesia mampu memudarkan nilai dan norma, karena tindak penyimpangan sebagai eksesnya.
Contoh
: karena pengaruh film-film luar yang mempertontonkan tindak penyimpangan yang
dianggap hal-hal yang wajar disana, akan mampu menimbulkan orang yang tidak
percaya lagi pada nilai dan norma di Indonesia.
BAB III
PENUTUP
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari
uraian diatas maka dapat kami simpulkan sebagai berikut :
Perilaku individu atau sekelompok
individu yang tidak sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku secara umum
dalam masyarakat sering terjadi dalam kehidupan kita . Teori ini dikemukakan
oleh Edwin M.Lemert, menurutnya seseorang berperilaku menyimpang karena proses
labeling yang diberikan masyarakat kepadanya. Labeling adalah pemberian
julukan, cap, etiket, ataupun kepada seseorang. Pada awalnya seseorang
melakukan “penyimpangan primer” karena itu sang pelaku penyimpangan mendapatkan
cap (labeling) dari masyarakat. Karena adanya label tersebut, maka sang pelaku
mengidentifikasikan dirinya sebagai penyimpang dan mengulangi lagi penyimpangan
itupun menjadi suatu kebiasaan atau gaya hidup bagi pelakunyaari-hari.
B.
SARAN
Kami
sadari bahwa dalam penulisan makalah ini penulis masih banyak kekurangan dan
kesalahan dalam hal pengetahuan tentang Mata pelajaran sosiologi.Oleh karena
itu kami sangat mengharapkan kritik saran dari pembaca tentunya yang bersifat
membangun
Artikel Terkait
Makalah
- MAKALAH BAHASA INDONESIA PENGGUNAAN BAHASA ASING TERHADAP JATI DIRI BAHASA INDONESIA DI KALANGAN ANAK MUDA
- MAKALAH DAMPAK ROKOK BAGI KUALITAS BELAJAR REMAJA
- MAKALAH BAHASA INDONESIA PENGARUH PROGRAM PKPBA TERHADAP KUALITAS BELAJAR MAHASANTRI
- MAKALAH PSIKOLOGI "TINGKAH LAKU"
- Makalah Tentang Pergaulan Bebas
- MAKALAH FLU BURUNG
- Makalah Tentang Tarawih
- Makalah Akuntansi Perusahaan Dagang
- MAKALAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
- MAKALAH DIFERENSIASI SOSIAL
- MAKALAH BAB Muamalat, Jual Beli, Hutang Piutang, Riba
- MAKALAH FILSAFAT HUKUM ISLAM, RASIO LOGIS ('ILLAT)
- MAKALAH FIQIH BAB HADIAH
- MAKALAH Karakteristik, Penilaian Dan Evaluasi Dalam KTSP
- MAKALAH MASALAH SOSIAL 'PENGANGGURAN'
- MAKALAH MOBILITAS SOSIAL
- MAKALAH NILAI DAN MORAL
- MAKALAH PERANG DUNIA 2
- MAKALAH PENGERTIAN IBADAH DAN AKHLAK
- MAKALAH PENGERTIAN AKHLAK
- MAKALAH PERUBAHAN SOSIAL
- MAKALAH RUKUN NIKAH
- MAKALAH STRATIFIKASI SOSIAL
- MAKALAH SUMBER DAYA MANUSIA
Sosiologi
- Makalah Tentang Pergaulan Bebas
- Pengertian Modernisasi
- MAKALAH DIFERENSIASI SOSIAL
- MAKALAH MASALAH SOSIAL 'PENGANGGURAN'
- MAKALAH MOBILITAS SOSIAL
- MAKALAH PERUBAHAN SOSIAL
- MAKALAH STRATIFIKASI SOSIAL
- MAKALAH SUMBER DAYA MANUSIA
- MAKALAH BAB INTERAKSI SOSIAL
- PENGARUH KOMUNIKASI ORANGTUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA
- STRATIFIKASI SOSIAL DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT
- LEMBAGA SOSIAL
- Dinamika Kelompok Sosial
- Perubahan sosial
- Sosiologi : Pengertian Asimilasi Sosial
- Masalah Sosial Dan Masalah Sosial di Kalangan Remaja
- Artikel Tentang Kenakalan Remaja
- Mobilitas Soaial
- Sosiologi : Interaksi Sosial